Tampilkan postingan dengan label 5s Training Topics. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 5s Training Topics. Tampilkan semua postingan

Rabu, 08 Agustus 2012

JURUS JITU agar semua karyawan terlibat dan mau menjalankan 5S

Pertanyaan pada judul blog diatas sering ditanyakan baik pada saat setelah training, sebelum training bahkan tidak jarang ditanyakan pada saat negosiasi / presentasi program 5S.
"Kita sudah tahu arti 5S dan bahkan beberapa bagian sudah menjalankannya, tetapi mengapa kok tidak semua karyawan menjalankannya ?" begitu rata rata komentar dari beberapa perusahaan yang sudah menjalankan program 5S.

Seperti yang sudah sering saya ulas, bahwa program 5S adalah program pembenahan Budaya Kerja dalam hal kerapian lingkungan kerja (House Keeping) untuk meningkatkan produktivitas kerja. Karena hal ini berhubungan dengan perubahan budaya maka pertama kali kita harus lihat budaya karyawan dalam perusahaan tersebut.
Bagaimanakah budaya kerja karyawan ?
Sudah tertibkah dengan aturan yang ada sekarang ?
Bagaimanakah peran dari atasan paling tinggi terhadap kedisiplinan ? jangan jangan mereka juga tidak care dalam hal itu.
Kalau jawaban dari pertanyaan-pertanyaan diatas semuanya adalah Negative maka akan beratlah usaha yang dilakukan untuk menjalankan program 5S.
Apalagi ditambah dengan budaya kita sendiri dalam bekerja yang cenderung seenaknya saja, Cuek dengan keadaan sekililing, melanggar aturan yang telah dibuat bersama.
Celakanya lagi, hal inilah yang memang benar-benar terjadi dalam kebanyakan perusahaan yang ada di Indonesia.

Tetapi.... apakah kita akan mundur dengan keadaan seperti itu, tentunya tidak. Harus ada tindakan yang Pas untuk mengatasi masalah itu semua.
Jurus JITU agar semua karyawan terlibat dan mau menjalankan program 5S adalah DIPAKSA dengan ATURAN. Mengapa demikian ? karena disini yang dirubah bukanlah areanya tetapi yang dirubah adalah POLA PIKIR dan MIND SET dari semua karyawan. Untuk merubah hal tersebut diatas cara satu satunya adalah dipaksa, tidak ada cara lain.... meskipun itu hadiah atau reward yang sifatnya hanya sementara.

Mengutip perkataan M. Jufuf Kala, Wakil Presiden kita kala itu tentang kebijaksanaan Gas 3Kg. Rakyat Indonesia harus dipaksa, tidak bisa dianjurkan.. tidak bisa dihimbau... tetapi harus dipaksa dengan jalan yang tepat dan benar.
Demikian juga masalah perubahan Budaya Kerja 5S di perusahaan. Harus Dipaksa.

Dalam penerapan 5S, meskipun sudah dipaksa dengan aturan dan sebagainya tetapi orang yang bertanggung jawab dalam penerapan 5S harus memahami Proses Perubahan tersebut. Perubahan Budaya Kerja 5S memerlukan waktu... tidak bisa Instant...

Proses perubahan tersebut dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
1. Proses Mechanical Stage, proses ini adalah proses pelaksanaan yang sifatnya Mechanical artinya Aturan Harus Jalan, harus kaku... Strict.. Tegas. tidak ada alasan untuk tidak menjalankannya, meskipun tidak tahu untuk apa aturan itu. Demikian juga penanggung jawab proyek tidak boleh mempunyai sifat EXCUSE atau BERKILAH dan menyalahkan orang lain yang tidak mau berubah. Mereka harus tahan banting untuk terus men-train dan men-booster semua karyawan agar mau berubah.
Memang proses ini adalah proses yang sulit dan memerlukan waktu yang lama... Mengapa? Simple jawabannya: Karena pada dasarnya semua orang tidak mau berubah .... semua orang ingin mudahnya saja.
Tetapi yang jelas.... Proses Mechanical ini harus dilewati oleh semua orang untuk keberhasilan program.

2. Proses Understanding Stage. Proses ini adalah proses pengakuan bahwa program 5S yang dijalankan adalah program yang bagus, dapat diterapkan di lingkungan kerjanya, dapat menghasilkan dan membuat senang setiap orang yang menjalankannya.
Tanda bahwa orang tersebut sudah berada dalam posisi ini adalah ... tanpa ada paksaan dan follow up mereka sudah menjalankan Aturan dengan senang hati dan dilaksanakan secara konsisten.
Tanda pada area-nya adalah: Area tersebut di pandangan external view sudah terlihat keteraturan proses kerja, alur proses yang jelas dan mengalir dan ujungya adalah peningkatan produktifitas.

3. Proses Utilization Stage. Seseorang yang telah mempunyai Mind Set dalam Stage ini, sudah bisa dilepas dan ditambakan tugas untuk melakukan Coaching pada orang lain. Dan biasanya orang tersebut tanpa diperintahpun sudah melakukan Coaching ke orang lain termasuk Sub Ordinatenya untuk melakukan program yang tengah dijalankan.
Tanda pada area-nya adalah: Program 5S telah berpindah ke lokasi yang lain tanpa diperintah oleh siapapun. Artinya mereka sudah mengimplementasikan 5S di lain area yang menjadi tanggung jawabnya.

Orang yang telah berada pada posisi Utilization inilah yang menjadi target pelaksanaan 5S.
Orang yang telah berada pada posisi ini, biarpun dipindah ke area lain, akan menjalankan 5S juga.
Akhirnya.... tercapailah Target dari program 5S.... yaitu Perubahan Budaya Kerja 5S di seluruh Area Perusahaan.

Semoga tulisan ini membantu bagi peningkatan produktifitas perusahaan.

Mari ber-KAIZEN....
KAIZEN meskipun kecil.. tetaplah KAIZEN

Salam
Indro Agung Handoko

Selasa, 10 Januari 2012

Mengapa 5S begitu penting di dalam kegiatan industri manufacture

Belum lama ini saya memberikan seminar tentang Implementasi 5S di salah satu perkebunan dan pengolahan kelapa sawit di Kalimantan. Hal yang menarik dalam seminar tersebut adalah pendapat dari peserta training tentang 5S. Ada yang telah mengenal 5S lebih dari 3 tahun tetapi tidak tahu maksud dan tujuannya, bagaimana mengaplikasikannya dan bagaimana memulainya. Ada yang langsung diperintahkan oleh GM nya untuk segera mengimplementasikan 5S dengan diberi contoh-contoh gambar implementasi 5S. Ada pula yang berpendapat, 5S adalah kegiatan untuk membuat semuanya menjadi baru, ruangan baru, alat baru, dsb.

Memang kebanyakan orang yang belum pernah mengenal 5S dan mengenal 5S dari contoh-contoh di internet atau media yang lainnya pasti beranggapan bahwa 5S adalah kegiatan seperti yang diungkapkan oleh peserta training yang saya ceritakan diatas. Tetapi apakah sebenarnya 5S itu dan mengapa 5S begitu penting dalam kegiatan proses produksi ? Mari kita lihat slide berikut ini.


Jadi sebenarnya konsep dan tujuan dari kegiatan 5S adalah sangat sederhana sekali yaitu bagaimana menata lingkungan kerja kita menjadi nyaman untuk bekerja dan berfokus pada Kebersihan dan Efisiensi Proses Kerja.
Mengapa berfokus pada Efisiensi Kerja ? karena efisiensi kerja akan menghasilkan Proses Kerja yang singkat dan pada akhirnya output yang dihasilkan akan menjadi lebih banyak sehingga Produktifitas akan tinggi.
Mengapa Produktifitas yang tinggi menjadi Target? karena dengan Produktifitas yang tinggi maka Biaya Produksi suatu Produk akan menjadi rendah. Dan hal inilah sebenarnya tujuan utama dari suatu industri manufacture yaitu menghasilkan produk dengan biaya produksi yang seefisien mungkin.
Dengan demikian kegiatan 5S sangatlah penting.

Kemudian apa saja implementasi dari 5S itu ?.
S yang Pertama, Seiri / Ringkas. Kata kuncinya adalah Singkirkan semua alat-alat yang tidak kita butuhkan dalam proses kerja kita. Hanya alat-alat yang kita butuhkan dalam proses kerja kita saja yang BOLEH berada di area kerja kita.

S yang Kedua, Seiton / Rapi. Kata Kuncinya adalah Letakkan semua alat kerja yang kita butuhkan (hasil dari S yang pertama) pada tempatnya dan dapat dijangkau oleh kedua tangan kita. Jika kita bekerja dalam posisi duduk, kita tidak boleh berdiri untuk mengambil alat kerja kita

S yang Ketiga, Seiso / Resik. Kata kuncinya adalah area kita harus bersih setiap saat. Mengapa harus bersih karena jika tidak bersih maka barang yang membuat tidak bersih kita tersebut sebenarnya adalah barang yang seharusnya seudah kita keluarkan dalam kegiatan S yang pertama

S yang Keempat, Seiketsu / Rawat. Kata kuncinya adalah Pertahankanlah suasana dan pengaturan tempat kerja yang telah kita benahi dalam S yang Pertama dan Kedua.

S yang Kelima, Shitsuke / Rajin. Kata kuncinya adalah Jangan Malas untuk mengikuti perubahan yang kita buat sendiri.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang 5S, kliklah link berikut ini http://indroagunghandoko.blogspot.com/p/5s-in-manufacturing.html