Tampilkan postingan dengan label 5s Training Lean Manufacturing. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 5s Training Lean Manufacturing. Tampilkan semua postingan

Kamis, 27 Agustus 2015

Kaizen In Manufacturing


1. Kaizen in Shopfloor (3 – 4 bulan)
Project Peningkatkan Produktifitas melalui kegiatan Kaizen

Project peningkatan produktifitas (meningkatkan output produksi dan atau mengurangi jumlah tenaga kerja) dengan konsep Kaizen. Line produksi akan di rekayasa sehingga proses menjadi lebih pendek, lebih cepat, sedikit orang dan akhirnya output akan meningkat.

2. Value Stream Mapping (1 - 2 bulan)
Project Peningkatan produktifitas melalui pemangkasan Non Value Added Activity

Project peningkatan produktifitas ini diawali dengan pemetaan proses kerja suatu proses. Hasil pemetaan akan menghasilkan gambaran seberapa besar Non Value Added Activity (NVA) dan Value Added Acitivity (VA) yang terdapat pada proses tersebut. Pemangkasan NVA akan meningkatkan produktifitas suatu proses secara drastis

3. Integrated Maintenance System (4 – 6 bulan)
Project Pembuatan Sistem Maintenance yang Terintegrasi

Project pembuatan Sistem Maintenance yang terintegrasi. Mulai dari pembuatan Management Operating System, Plan Maintenance, Prosedur Maintenance, Spare Part Management, Budget Maintenance, Zero Accident, Down Time & Defect Elimination, Reducing Setup Time, Practical Problem Solving, Autonomous Maintenance dan Reliability Centered Maintenance.

4. Total Preventive Maintenace (TPM) (3 – 4 bulan)
Project Implementasi TPM

Project implementasi TPM. Mulai dari pemahaman 8 Pilar TPM, Membuat Zero Break Down dengan eliminasi 4 Major Losses. Yang menarik dalam project ini adalah melakukan kegiatan overhauling terhadap mesin-mesin yang digunakan untuk dinaikkan produktifitasnya. Project TPM ini adalah project yang bagus dan dapat merubah pola pikir orang terhadap kegiatan maintenance

5. Quality Control Circle / Gugus Kendali Mutu Project (3 bulan)
Project Implementasi QCC / GKM
QC 7 Tools adalah salah satu tools yang sudah mendunia yang telah digunakan banyak perusahaan untuk memecahkan suatu permasalahan pada proses. Implementasi QCC telah di lombakan pada level nasional bahkan level dunia

6. Improved Management Operating System (4 – 6 bulan)
Project Peningkatkan Produktifitas melalui rekayasa Management Operating System

Project peningkatan produktifitas suatu organisasi / departemen / perusahaan melalui rekayasa Management Operating System. Konsep manajemen Forecast – Plan – Assign – Follow Up – Report telah terbukti mampu untuk meningkatkan kinerja organisasi sampai dengan 40%.

Selasa, 23 Juni 2015

Lean Manufacturing System


Lean Manufacturing System merupakan suatu sistem yang dikembangkan oleh Toyota Corporation untuk meningkatkan profit perusahaannya melalui penekanan biaya produksi dengan cara yang tepat sasaran.

Taiichi Ohno (founder of TPS, 1998) mengatakan: “Yang kita lakukan adalah memperhatikan rentang waktu dari saat pelanggan memberikan pesanan sampai saat kita menerima cash. Dan kita terus menerus memperpendek rentang waktu tersebut dengan menghilangkan non-value added wastes.”
Tidak heran jika dengan filosofi diatas Lean Manufacturing bisa mendobrak dunia dan sistemnya dijadikan referensi banyak perusahaan bahkan perusahaan diluar manufacturing.

Inti dari konsep Lean Manufacturing adalah Kaizen yang dilakukan di segala bidang mulai dari hulu yaitu ketika pelanggan memberikan pesanan sampai dengan hilir yaitu pada saat pelanggan menerima pesanan yang diminta. Termasuk di dalamnya bagaimana order di handle oleh PPIC, raw material didatangkan oleh bagian purchasing, pembuatan barang oleh bagian produksi, mesin di pelihara oleh bagian maintenance sampai akhirnya bagian shipping mendeliverikan pesanan kepada pelanggan.

Konsep diataslah yang dapat menghasilkan keuntungan bagi Toyota sehingga dapat mencapai USD 8.13 milyar pada tahun fiskal 2002. Keuntungan tersebut merupakan keuntungan terbesar perusahaan otomotif sepanjang dekade. Bahkan keuntungan tersebut tidak dapat mengalahkan keuntungan dari gabungan 3 perusahaan otomotif raksasa yaitu GM, Chrysler dan Ford. Nilai sahamnya pun melonjak 24% dari tahun sebelumnya. Suatu hal yang fantastis dan pantas ditiru oleh kita semua.

Training dalam 2 hari ini akan mengulas secara konseptual hal hal yang harus dijalankan oleh suatu perusahaan dalam mengimplementasikan Lean Maniufacturing beserta tools-tools yang digunakan.

Training Outline
·       Konsep dasar Lean Manufacturing
·       Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi Lean Manufacturing
·       Prinsip-prinsip dasar implementasi Lean Manufacturing
·       Metode implementasi Lean Manufacturing
·       Tools-tools yang digunakan dalam Lean Manufacturing seperti:
ü 5S
ü Kaizen
ü Value Stream Mapping
ü Line Balancing
ü Total Productive Maintenance (TPM)
ü Just In Time (JIT) / Pull System / Kanban System
ü Inventory Control by Supply Chain Management (SCM)
·        7 (Seven) Waste
·       Penyebab kegagalan implementasi Lean Manufacturing
·       7 Ketrampilan yang membuat pekerja menjadi Lean (company sudah berbudaya Lean)

Metode Pelatihan
Seminar / In Class Training / In house Training
·       Dialog Interaktif / Sharing
·       Diskusi Grup / Latihan di kelas & Case Study

Lama Pelatihan
·       Seminar / In Class Training >>> 2 hari (14 jam)

Sasaran Peserta Pelatihan
·       Pimpinan Perusahaan, Direktur, Plant Manager, Manager dan Supervisor yang bergerak di bidang purchasing, PPIC, Produksi, Maintenance / Engineering, QA, Shipping, dll

Minggu, 21 Juni 2015

5S in Manufacturing

5S in Manufacturing
Implementation Project


5S adalah suatu istilah dalam Bahasa Jepang yang merupakan singkatan dari Seiri – Seiton – Seiso – Seikutse – Shitsuke yang dapat diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia menjadi 5R yaitu Ringkas – Rapi – Resik – Rawat – Rajin. 

5S merupakan konsep pengorganisasian lingkungan tempat kerja menjadi suatu lingkungan yang tertata rapi, terstruktur dan tervisualisasi sehingga akan menghasilkan ritme Kerja yang efisien, cepat dan tepat sehingga akan berdampak pada Produktivitas yang tinggi dan Mutu yang Stabil sesuai dengan keinginan pelanggan (Customer Satisfaction).

Dengan 5S, suasana bekerja akan lebih nyaman
Dengan 5S, Productivitas akan naik rata-rata 30% bahkan sampai dengan 60%
Dengan 5S, Break Down mesin bisa di tekan sampai dengan Zero Break Down
Dengan 5S, Defect / Reject ratio akan turun sampai dengan 50%
Dengan 5S, Zero Delay akan tercapai
5S adalah Pondasi / Dasar suatu perusahaan untuk menuju Worl Class Company

----------------------------------------------------------------------------------------------------
5S sangat mudah memahaminya, banyak sekali ulasan tentang 5S di dunia maya. Tetapi tidak sedikit perusahaan yang merasa sulit untuk mengimplementasikannya. Sering saya mendapat cerita tentang bagaimana sulitnya menjalankan 5S di area manufacturing atau area lainnya, padahal karyawan mereka sudah mengerti apa itu 5S, manfaat dan keunggulannya bahkan sudah mendapatkan training yang bagus tentang 5S.

Program Implementasi 5S yang kita rancang akan dapat menjawab segala kesulitan yang dihadapi pada saat implementasi 5S. Program yang komprehensif dan konsisten serta di dampingi oleh mentor-mentor yang sudah berpengalaman dalam implementasi 5S akan menjadikan Project Implementasi 5S ini akan dapat dirasakan oleh semua level karyawan mulai dari level Operator, Manager level sampai Direksi.

Dengan Program 5S ini, IMAGE Perusahaan akan berubah menjadi perusahaan yang terkelola dengan baik.

5S Installation Methodology


3 tahap metodologi dibawah ini akan menjadikan Progam Implementasi 5S dapat mengubah bukan areanya saja tetapi juga merubah Perilaku Karyawan tentang 5S. Inilah point keberhasilan 5S.



Time Frame Implementasi 5S


Program Implementasi 5S akan berdurasi 4 bulan sampai dengan 1 tahun tergantung dari luas area pabrik serta jumlah karyawan pabrik tersebut.

Implementasi 5S akan bergerak mulai dari Training - Pembuatan UU 5S - Slogan - Indikasi-Indikasi - Pengerjaan di (Gemba) lapangan - Proses Audit 5S sampai dengan perubahan menyeluruh di semua area

Detail implementasinya dapat dilihat pada bagan dibawah ini (contoh untuk implementasi 6 bulan)


Kamis, 12 Januari 2012

How to get "Profit" in Manufacturing

Hal yang sering terjadi di dalam dunia manufacturing / industri adalah terjadinya "Link" yang putus antara level Manajemen (Manager keatas) dan para pelaksana di lapangan (teknisi, operator) tentang pemahaman Profit. Memang kalau ditanya, apakah perusahaan harus mendapatkan profit ? pasti semua level karyawan akan menggiyakan dengan kompak. Ya Perusahaan harus dikelola dengan baik untuk mendapatkan Profit dan hal tersebut merupakan tanggung jawab semua karyawan.

Tetapi, jika ditanyakan lebih lanjut terutama kepada para pekerja lapangan bagaimanakah cara untuk mendapatkan profit dalam dunia manufacturing secara "Realnya" dan tindakan-tindakan apa saja yang bisa menghambat / menurunkan profit ? banyak yang binggung menjawabnya. Apa ya ...???

Sebenarnya, hal ini adalah tugas daripada Supervisor, sebagai mid-management, untuk menjelaskan kepada subordinate / bawahannya tentang bagaimana mendapatkan profit dengan bahasa yang dapat diterima oleh para pekerja di lapangan. Tetapi boro-boro menjelaskan, mengerti pun juga tidak.... akhirnya hilang begitu saja. Terkadang ada juga yang mencoba menjelaskan bagaimana alur perusahaan mendapatkan profit dan untuk apa profit yang diperoleh. Tetapi dengan penguraian yang panjang lebar dan penuh dengan angka-angka. Hasilnya bukannya para pekerja lapangan makin mengerti tetapi malah bingung dan antipati dengan hal tersebut.... dan simple jawabnya... Udah deh.. yang penting "Apa yang diperintahkan kepada kami, kami akan mengerjakan dengan baik"....

Untuk membantu menjelaskan pemahaman tentang Profit, saya telah membuatkan skema tentang Alur Profit tanpa angka-angka dan mudah sekali untuk dipahami oleh banyak orang. Berikut ini skema tersebut.




Penjelasannya:


Terdapat 3 hal penting dalam pengelolaan sebuah perusahaan, yaitu Fund (Modal), Cash (Uang di tangan) dan Profit (Keuntungan).
Fund / Modal adalah hal yang pertama dibutuhkan untuk membuat suatu usaha. Modal ini harus dikembalikan dalam jangka waktu tertentu kepada pemilik modal. Dan jika sudah tercapai, maka tugas pertama sudah selesai. Biasa dikenal dengan Balik Modal.

Modal sangat dibutuhkan untuk memulai usaha, untuk membangun sarana dan prasarana seperti gedung, mesin, dll. Dan yang lebih penting lagi untuk memutar roda perusahaan. Dana yang dipakai untuk memutar roda perusahaan ini disebut dengan "CASH". Cash harus terpelihara dengan baik, jika tidak perusahaan akan kekurangan dana untuk Operasional Perusahaan.
CASH disini untuk pembelian bahan baku, pembayaran gaji karyawan, pembayaran listrik, gas, air, telephon dsb.

Hasil pemutaran roda perusahaan inilah yang akan dapat menghasilkan PROFIT.

Sekarang kita lihat. Bagaimana jika perusahaan tidak mendapatkan Profit atau Profit berkurang dari yang ditargetkan?
Hal pertama yang terkena imbasnya adalah CASH. Dana Cash akan tersedot untuk berbagai keperluan operasional perusahaan (Cash Flow terganggu) yang tidak bisa tidak harus dikeluarkan. Seperti, tidak mungkin tidak mengeluarkan dana untuk menggaji karyawan.
Efeknya jika CASH terganggu, maka CASH akan mengambil MODAL. Akibatnya Modal akan semakin tergerus dan tidak mungkin mengembalikan kepada pemilik modal.... dan akhirnya perusahaan tersebut BANGKRUT.

Tetapi, bagaimana kalau perusahaan bisa mendapatkan Profit dan Profit itu semakin besar dan Besar?.
Sama, hal pertama yang terkena imbasnya adalah CASH. Bedanya sekarang, perusahaan akan mendapatkan dana segar yang sangat besar, lebih besar daripada dana yang dibutuhkan untuk memutar roda perusahaan.
Karena ada dana lebih pada CASH, maka dana akan dikembalikan kepada Modal. Semakin profit perusahaan tersebut maka semakin cepat pula Modal akan kembali kepada pemiilik modal.

Sekarang sudah lebih jelas... bagaimana alur daripada PROFIT.

Kemudian.. Next Question...Bagaimana cara mendapatkan PROFIT dalam sebuah industri / manufacturing ?. Mari kita lihat skema berikut ini


Kalau kita bicara Profit (=Keuntungan), pasti ada satu hal lagi yang mengikuti yaitu Loss (=Kerugian).
Ada 3 hal yang mempengaruhi naik turunnya Profit & Loss (= Rugi / Laba) yaitu Sales (=Penjualan), Variable Cost (Biaya Bahan Baku) dan Added Value (Nilai Tambah).

Kemudian dimanakah letak Profit? Profit akan diperoleh dari Added Value - Expenses. Yang termasuk pengeluaran adalah Biaya Tenaga Kerja, Biaya Operasional (Transportasi, Listrik, Air, Telephon, dll).

Terdapat 4 cara untuk mendapakan atau menaikkan Profit yaitu:


1. Meningkatkan Sales / Angka Penjualan. Artinya perusahaan menitik beratkan bagaimana cara untuk munjual sebanyak-banyaknya produk yang dihasilkan. Biasanya hal ini dilakukan oleh perusahaan consumer goods. Sebagai contoh, perusahaan mie instant yang mempunyai pangsa pasar per tahun sebesar 1 milyar bungkus. Artinya jika 1 bungkus saja untung Rp. 1. maka per tahun akan mendapatkan keuntungan bersih 1 Milyar. Padahal tidak mungkin untungnya 1 rupiah.

2. Menurunkan Variable Cost. Artinya menurunkan harga bahan baku. Perusahaan menitik beratkan pada bagaimana mendapatkan sourcing bahan baku yang murah. Ini adalah salah satu metode yang diterapkan oleh China, dimana bahan baku yang diperoleh sangat competitif.

3. Meningkatkan Added Value. Artinya meningkatkan nilai tambah dari suatu product. Disini Departement R&D atau Product Development yang bertugas untuk selalu menciptakan produk dengan nilai dan fungsi yang lebih tinggi dengan bahan baku yang tetap.

4. Menurunkan Expenses. Menurunkan / Mengontrol Pengeluaran. Metode inilah yang sering dan banyak dipakai oleh perusahaan manufacturing. Mengapa demikian? karena hal inilah yang tidak bisa diprediksikan sebelumnya, jumlahnya sangat bervariasi setiap bulan, tidak bisa tetap. Selain itu, hal ini adalah tindakan yang sangat gampang dilakukan meskipun dalam jangka panjang sangat rentan hasilnya karena mampu mempengaruhi psikologis kerja karyawan. Contoh dari hal ini adalah: lembur dikurangi. kesejahteraan karyawan dikurangi, dan pengetatan pengeluaran lainnya.

Bagaimanakah metode yang tepat untuk menurunkan Ekpenses tanpa mengurangi hal-hal negatif seperti contoh diatas tetapi malah dapat menigkatkan productivitas yang ada? .. ikuti terus blog saya berikutnya......

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana meningkatkan profit perusahaan lihat link berikut ini http://indroagunghandoko.blogspot.com/p/kaizen-with-lego.html

Minggu, 08 Januari 2012

Productivity Improvement in Manufacturing.... Toolsnya apa saja dan harus mulai dari mana...???

Indonesia telah memasuki dekade ke-3 dari dari globalisasi industri yang dimulai dari tahun 90'an, 00'an dan sekarang 10'an. Ribuan pabrik-pabrik baru di bangun dalam rentang waktu tersebut dari berbagai macam negara di dunia.

Sebagai contoh, di daerah Bekasi - Cikarang - Karawang - Cikampek saja telah berdiri sekitar 3.000 industri skala kecil - menengah dan besar. Belum lagi dengan terbangunnya infrastruktur jalan tol Cikampek - Palimanan dan Pembangunan Bandara dan Pelabuhan di daerah Bekasi dan Karawang akan mendorong tumbuhnya industri di sepanjang jalan tol tersebut. Dan tidaklah sulit untuk menembus angka 7.000 bahkan 10.000 perusahaan di Timur Jakarta, mulai dari Bekasi sampai dengan Cirebon dalam kurun waktu 20 tahun mendatang.

Salah satu efek positif yang diterima oleh perusahaan-perusahaan kecil - menengah dan juga perusahaan - perusahaan lokal yang baru berdiri ataupun telah berdiri sebelum era globalisasi industri masuk Indonesia adalah mereka dapat belajar dari industri besar yang ada. Mereka dapat belajar tentang bagaimana mengelola suatu industri. Belajar bagaimana memanage, Belanjar tentang rekayasa engineering, Mulai mengenal Productivitas dan pengukurannya. dll.

Tetapi sering saya jumpai dalam memberikan coaching, training ataupun development project dalam suatu perusahaan, Perusahaan-Perusahaan Kecil dan Menengah tersebut agak kebingungan dalam menentukan sistem manakah yang bagus dipakai atau cocok dipakai di perusahaanya, Training-training apa saja yang diperlukan untuk meningkatkan produktifitas perusahaannya. Dan yang lebih penting lagi..... Mulai dari Mana harus dijalankan training-training atau tools yang ada tersebut.

Untuk memberikan gambaran tentang tools mana saja yang diperlukan untuk meningkatkan perusahaan, mari kita lihat bersama mapping proses dari suatu perusahaan manufacture dibawah ini


Core Value dari sebuah Perusahaan Manufacture adalah "Bagaimana Menghasilkan suatu Produk dengan Biaya yang se-EFISIEN Mungkin". Perusahaan yang lebih efisien dari perusahaan lain, bahkan competitornya, akan menghasilkan Biaya Produksi yang lebih kecil.
Untuk mendapatkan biaya produksi yang paling efisien maka Bagian Produksi dan Bagian Maintenance adalah 2 Bagian yang harus diprioritaskan dibandingkan dengan bagian lain.
Mengapa Demikian...??? karena pada 2 bagian inilah yang menentukan Lead Time atau Panjang Waktu suatu produk diproduksi. Semakin lama Lead Time suatu produk maka biaya produksi akan semakin Tinggi.

Untuk membuat biaya produksi yang seefisien mungkin, maka berikut ini adalah tools atau training yang diperlukan di Bagian Produksi ....{mulai dari dasar sampai dengan yang tinggi)

Sedangkan untuk bagian Maintenance adalah sbb .... (mulai dari dasar sampai dengan yang tinggi)
  1. Maintenance Management
  2. Practical Problem Solving
  3. Total Preventive Maintenance
  4. Autonomous Maintenance
  5. Total Productive Maintenance (TPM)
  6. Reability Centered Maintenance
  7. Maintenance Cost Management

Selain itu, melihat budaya kerja karyawan di Indonesia pada umumnya maka diperlukan suatu management operational yang memastikan bahwa semua prosedur telah dikerjakan dengan baik, terkontrol dalam pelaksanaannya dan berorientasi pada hasil (ingat core value dari sebuah manufacture). Untuk itu, tools dan konsep management berikut ini akan memberikan hasil yang significant.
  1. Management Operating System by Forecast - Plan - Assign - Follow Up - Report Concept
  2. SMART Goals Setting
  3. RACI Management

Demikian ulasan saya, semoga dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan terarah bagi yang ingin meningkatkan kinerja perusahaan terutama perusahaan manufacturing.